Mempelajari bahasa pemrograman dan menyusun script coding, adalah keterampilan yang dibutuhkan agar memiliki daya saing teknologi. Bukan hanya untuk profesional, belajar coding untuk anak juga dibutuhkan agar anak-anak dilatih memiliki kreativitas dan problem solving sejak usia dini. Anak-anak dapat menerapkan coding dan mengembangkannya menjadi sebuah game atau animasi yang disukai.
Mengenal Coding
Coding atau bahasa pemrograman adalah sebuah aktivitas untuk memberikan perintah kepada perangkat lunak. Dengan kata lain, coding merupakan sebuah kegiatan komunikasi agar komputer atau gadget menjalankan perintah yang diberikan. Misalnya, perintah untuk bergerak, mengeluarkan suara, atau memunculkan gambar.
Tak hanya itu, belajar coding juga akan bisa lebih berkembang lagi, yaitu untuk memadukan suara dan gambar menjadi sebuah animasi. Dalam hal yang lebih rumit, paduan suara dan gambar tersebut akan bisa menjadi sebuah game yang menyenangkan.
Ketika memperkenalkan belajar coding untuk anak, maka akan ada tujuan yang relevan atau lekat dengan dunia anak-anak. Teknologi akan dapat diadaptasi dan dimanfaatkan sesuai dengan dunia anak yang penuh permainan dan kreativitas.
Hal Apa yang Akan Dipelajari Anak?
Beberapa tempat yang memiliki kelas belajar coding untuk anak, akan memberikan tahapan belajar yang sesuai dengan kondisi fisik dan mentalnya. Jika dicermati, usia belajar coding rata-rata dimulai untuk anak usia SD. Asumsinya adalah, di usia tersebut anak-anak sudah bisa mengendalikan dirinya ketika menemui hal baru, termasuk ketika menemukan masalah ketika belajar.
1. Algoritma Dasar
Sebagai tahapan awal atau perkenalan dengan coding, tempat belajar coding untuk anak akan mengenalkan algoritma dasar. Materi ini akan mengenalkan anak pada langkah-langkah awal menyusun bahasa komputer, dan menyelesaikannya.
Dengan demikian, menguasai algoritma dasar sama halnya dengan mempelajari bahasa yang digunakan oleh komputer untuk berkomunikasi. Tentu saja bahasa tersebut berbeda dengan bahasa sehari-hari yang digunakan. Namun hal inilah yang menjadi modal awal untuk bisa menguasai bahasa pemrograman.
2. Animasi Sederhana
Setelah menguasai algoritma dasar, anak-anak akan bisa membuat animasi sederhana. Algoritma dasar akan mengarahkan pada bentuk, gerak, dan suara. Dengan demikian, tahap selanjutnya anak-anak akan dilatih imajinasinya untuk menciptakan bentuk, gerak, dan juga memunculkan suara.
Hal ini sudah bisa membuat anak meningkat rasa percaya dirinya, karena telah berhasil mengembangkan sebuah animasi dari hasil belajarnya sendiri. Selain itu, anak-anak akan terasah kreativitasnya, karena animasi yang dibuat pasti berdasarkan imajinasinya.
3. Transformasi Karakter
Tahapan selanjutnya, anak-anak yang belajar coding akan dilatih untuk belajar transformasi karakter. Materi ini akan memungkinkan anak menggerakkan karakter lebih dinamis, dan tentunya lebih menarik. Tentu saja, hal ini pun akan merangsang kreativitas anak, karena pergerakan karakter yang diinginkan sesuai dengan daya kreasinya.
4. Fungsi Interaksi
Pada level berikutnya, materi belajar meng-coding untuk anak-anak akan mengarah kepada pengembangan fungsi yang lebih interaktif. Dengan pelajaran ini, maka karakter-karakter yang sudah dibentuk, dapat bertemu dan berkomunikasi satu sama lain, serta berinteraksi dengan respons yang cepat.
Akan ada latihan atau rangsangan untuk problem solving dalam belajar coding ini, karena beberapa kode bisa saja menemui error. Dengan begitu, anak-anak akan dilatih mencari dan menemukan masalah, serta menyelesaikannya.
5. Pengembangan Games
Ketika interaksi sudah terbentuk dengan cepat, tentu saja anak-anak dapat belajar membuat hal yang lebih dari sekadar animasi sederhana. Sebagai contoh, anak-anak dapat membuat games yang membutuhkan interaksi dan respons cepat.
Banyak sekali kesempatan belajar coding untuk anak yang bisa dimanfaatkan. Bukan sekadar untuk dibentuk menjadi pengembang game atau web, namun lebih dari, anak-anak akan dilatih memiliki kreativitas yang tinggi.