Mengenali Gejala dan Solusi Mengatasi Kecanduan Game Online pada Anak!

animasi anak kecanduan game

Di era digital saat ini, di mana teknologi begitu mendominasi, game online telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak individu, melintasi berbagai kelompok umur. Meskipun bagi banyak orang, game online adalah cara untuk melepas lelah dan mencari hiburan, ada sebagian yang mulai mengalami kecanduan game, ketergantungan emosional dan mental terhadapnya.

“Psikis anak jadi cemas, gampang tersinggung, karena kurang tidur, emosi mudah terpancing, konsentrasi terganggu. Kalau adiksinya tidak diatasi bisa mengganggu fungsi kongnitif,” tutur dr Lina R. Mangaweang, Sp.Kj., Kepala Sub Direktorat Masalah Kesehatan Jiwa Anak dan Remaja kepada AntaraNews.

Bagaimana kita bisa mengidentifikasi batasan antara kesenangan dan ketergantungan? Apa yang harus dilakukan jika kita atau orang terdekat kita terperangkap dalam ketergantungan game online?

Tanda-tanda Kecanduan Main Game Online

  1. Ketergantungan Waktu: Anak mungkin menghabiskan waktu berjam-jam tanpa henti di depan layar, sering kali mengabaikan jam tidur atau makan. Misalnya, saat Anda memanggilnya untuk makan malam, ia selalu menunda dengan alasan ingin menyelesaikan level game.
  2. Kehilangan Antusiasme pada Aktivitas Lain: Anak yang sebelumnya senang berolahraga, memiliki organisasi di luar rumah, atau berkumpul dengan teman, kini lebih memilih untuk bermain game di rumah atau warnet (warung internet) dan malas bersosialisasi.
  3. Perubahan Mood Mendadak: Anak mungkin menjadi mudah marah ketika terganggu atau tidak dapat bermain game. Sebagai contoh, anak tampak kecewa atau frustasi ketika koneksi internet tiba-tiba terputus saat bermain game.
  4. Mengesampingkan Tugas: Anak mulai melalaikan kewajibannya, baik itu pekerjaan sekolah atau tugas rumah demi bermain game. Ia mulai mendapatkan peringatan atau teguran dari guru karena sering tidak mengerjakan tanggung jawabnya.
  5. Pembelanjaan yang Mencurigakan: Bila orang tua menemukan pengeluaran yang tidak biasa atau uang jajan anak yang habis lebih cepat dari biasanya, bisa saja karena anak Anda membeli aksesori dalam permainan online tersebut (in-game purchase).

Penting bagi orang tua untuk memahami dan berkomunikasi dengan anak. Jangan ragu untuk mendiskusikan kekhawatiran Anda dan mencari solusi bersama. Dialog yang terbuka dan penuh pengertian dapat membantu anak memahami batasan dan konsekuensi dari kebiasaannya.

Contoh Kasus Kecanduan Main Game Online

AN, seorang siswa berusia 12 tahun di Kabupaten Magetan, meninggalkan sekolah selama empat bulan akibat kecanduan bermain game online. Setiap hari, pola tidurnya terganggu. Ia memulai tidurnya pada pukul 5 pagi dan terbangun pukul 4 sore. Di waktu sore hingga larut malam, ia tenggelam dalam dunia game online.

Neneknya yang berusia 65 tahun, merasa tak berdaya melihat kondisi cucunya. Begitu pula kakeknya juga berulang kali mencoba mencegah AN bermain game hingga larut malam dengan cara melarangnya menggunakan ponsel, namun upaya tersebut sia-sia.

Dengan perasaan sedih, neneknya mengungkapkan bahwa ia harus mengeluarkan biaya tambahan sekitar Rp 27.000 setiap harinya untuk membeli pulsa yang digunakan AN bermain game. “Uang yang saya peroleh dari hasil membuat lemper digunakan untuk membeli pulsa game online cucu saya. Padahal dia sendiri tak berinisiatif untuk membeli pulsa, ia selalu berada di kamarnya,” keluhnya.

Dikutip dari: Artikel Kompas

Tips Mengatasi Kecanduan Main Game Online

Bermain game telah menjadi salah satu kegiatan favorit banyak anak. Namun, bagaimana jika hobi tersebut membuatnya menjadi kecanduan? Berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil oleh orang tua untuk membantu anak mereka:

animasi tips mengatasi kecanduan game online
  1. Menetapkan Batas Waktu: Bermain game sesekali adalah hal yang wajar, tetapi penting untuk mengetahui batasannya. Orang tua dapat membuat kesepakatan dengan anak, misalnya 1 jam bermain game setelah mengerjakan tugas sekolah.
  2. Ajak Anak Beraktivitas Lain: Dunia nyata penuh dengan petualangan! Ajak anak jalan-jalan, berkunjung ke museum, bermain bola di taman, atau bahkan memasak bersama makanan favoritnya di rumah. Dengan demikian, anak akan menyadari bahwa ada banyak kegiatan menyenangkan selain bermain game.
  3. Letakkan Peralatan di Tempat Tertentu: Buatlah satu area khusus di rumah untuk bermain game, misalnya di ruang keluarga agar orang tua mudah mengawasi anak. Dengan cara ini, orang tua menjadi lebih tenang karena anak berada dalam pantauan.
  4. Diskusikan dengan Profesional: Jika Anda khawatir dengan kebiasaan bermain game anak Anda, pertimbangkan untuk berbicara dengan seorang konselor atau psikolog anak. Mereka dapat memberikan wawasan dan saran tentang bagaimana mengatasi kecanduan game.
  5. Mendengarkan Anak dan Melibatkan Diri: Komunikasi adalah kunci. Bilaorang tua terlibat ketika anak bermain game, Anda dapat terkoneksi dengan diskusi seputar permainan yang ia mainkan. Anak juga akan merasa dipahami kegemarannya sehingga keterbukaan dapat tercipta.
  6. Tentukan Anggaran: Untuk mencegah anak terlalu banyak menghabiskan uang pada in-game purchases, tentukan anggaran bulanan. Dengan cara ini, anak juga akan belajar mengatur keuangan dan menghargai uang.

Setiap anak unik adanya, apa yang berhasil untuk satu anak bisa saja tidak berhasil bagi yang lain. Yang terpenting adalah selalu menjalin komunikasi, mau mendengarkan, dan mencari solusi bersama-sama dengan anak Anda.

Agar anak dapat menyalurkan minatnya terhadap game, Coding Bee Academy dapat membantu mengalihkan waktu luang mereka dari sekadar pengguna menjadi seorang creator (pembuat) game. Anak juga dapat menumbuhkan karakter positif dengan cara yang menyenangkan. Memperkenalkan dunia coding bisa menjadi jalan untuk meraih kesuksesan di masa depan. Berikan kesempatan untuk mengembangkan potensi anak bersama Coding Bee Academy.

Share:

More Posts

Read More
Read More
Read More

Hubungi Kami

Previous
Kisah Charles Babbage: Bapak Komputer dan Legasinya yang Mengubah Dunia
Next
Anak Kecanduan Gadget? 5 Tips Screen Time Wajib Tahu!
Hubungi Kami